Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Apakah Anda mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan tubuh? Sebagai permulaan silahkan lihat fakta yang sangat menakutkan di bawah ini:
- Merokok menyebabkan lebih dari 480.000 kematian setiap tahun di Amerika Serikat.
- Merokok menyebabkan lebih banyak kematian setiap tahunnya dari semua gabungan kondisi berikut : HIV, penggunan narkoba, penggunaan alkohol, kecelakaan bermotor, dan tindakan kejahatan.
- Merokok menyebabkan sekitar 90% (atau 9 dari 10) dari semua kematian akibat kanker paru-paru pada pria dan wanita.
- Sekitar 80% (atau 8 dari 10) kasus kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik disebabkan oleh merokok.
- Risiko kematian akibat merokok terus meningkat selama 50 tahun terakhir baik pada pria maupun wanita.
Temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyatakan bahwa 86 persen orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7 persen orang dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit serius pada orang-orang yang bukan perokok.
Temuan ini menunjukkan tingginya pemahaman masyarakat mengenai bahaya merokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sebanyak 4 dari 10 orang dewasa diketahui melihat informasi anti rokok di TV atau radio. Hasilnya, sebanyak 5 dari 10 orang perokok berencana atau sedang berupaya berhenti merokok.
Kalaupun tidak bisa berhenti merokok, jangan meracuni orang lain. Namun yang tidak merokok jangan menghakimi orang yang merokok. Sebaiknya kita membantu orang yang kecanduan rokok untuk terbebas dari asap rokok," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Peluncuran Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) di Kementerian Kesehatan, Selasa (11/9/2012).
Namun menyadari bahaya merokok saja nampaknya belum cukup mendorong masyarakat untuk benar-benar berhenti merokok. Tingginya kesadaran bahaya rokok tak diimbangi oleh penurunan konsumsi rokok di masyarakat. Nyatanya, tingkat pemakaian rokok di Indonesia tetap tinggi.
Survei juga menemukan bahwa 67,4 persen pria dan 2,7 persen wanita di Indonesia adalah perokok aktif. Jika ditotal, sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Dibandingkan dengan India, angkanya lebih rendah dengan 47,9 persen pria dan 20,3 persen wanita yang perokok. Jumlah perokok di tanah air juga masih lebih tinggi dibanding Filipina, Thailand, Vietnam dan Polandia.
Namun menyadari bahaya merokok saja nampaknya belum cukup mendorong masyarakat untuk benar-benar berhenti merokok. Tingginya kesadaran bahaya rokok tak diimbangi oleh penurunan konsumsi rokok di masyarakat. Nyatanya, tingkat pemakaian rokok di Indonesia tetap tinggi.
Survei juga menemukan bahwa 67,4 persen pria dan 2,7 persen wanita di Indonesia adalah perokok aktif. Jika ditotal, sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Dibandingkan dengan India, angkanya lebih rendah dengan 47,9 persen pria dan 20,3 persen wanita yang perokok. Jumlah perokok di tanah air juga masih lebih tinggi dibanding Filipina, Thailand, Vietnam dan Polandia.
Tingginya konsumsi rokok ini bisa jadi diakibatkan karena gencarnya iklan rokok di media ataupun sarana lain. Sebanyak 5 dari 10 orang dewasa melihat pemasaran rokok dari toko yang menjual rokok. Yang lebih ironis, 8 dari 10 orang dewasa melihat iklan rokok dari promosi atau sponsor acara olahraga.
"Kapan kita mau jadi juara olimpiade atau sepak bola? Nggak bakal. Karena orang-orang Indonesia paru-parunya sudah tak becus akibat rokok," tegas Menkes.
Hasil temuan GATS juga menunjukkan bahwa rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kretek, yaitu sebanyak 80,4 persen penduduk yang menghisapnya. Persentase ini jauh lebih besar jika dibandingkan pengguna rokok lintingan sebanyak 5,6 persen. Bahkan rokok putih hanya dikonsumsi oleh 3,7 persen penduduk Indonesia.
"Kapan kita mau jadi juara olimpiade atau sepak bola? Nggak bakal. Karena orang-orang Indonesia paru-parunya sudah tak becus akibat rokok," tegas Menkes.
Hasil temuan GATS juga menunjukkan bahwa rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kretek, yaitu sebanyak 80,4 persen penduduk yang menghisapnya. Persentase ini jauh lebih besar jika dibandingkan pengguna rokok lintingan sebanyak 5,6 persen. Bahkan rokok putih hanya dikonsumsi oleh 3,7 persen penduduk Indonesia.
86% Penduduk Indonesia Sadar Bahaya Rokok bagi Kesehatan
Rokok adalah salah satu benda yang paling fenomenal di Indonesia, sebab ia dipuja sekaligus dicerca. Bagaimana tidak? Meskipun sudah tahu bahaya rokok terhadap kesehatan, masih banyak orang yang bersikeras meneruskan kebiasaannya menghisap asap tembakau.
Temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyatakan bahwa 86% orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7% orang dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit serius pada orang-orang yang bukan perokok.
Temuan ini menunjukkan tingginya pemahaman masyarakat mengenai bahaya merokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sebanyak 4 dari 10 orang dewasa diketahui melihat informasi anti rokok di TV atau radio. Hasilnya, sebanyak 5 dari 10 orang perokok berencana atau sedang berupaya berhenti merokok.
"Kalaupun tidak bisa berhenti merokok, jangan meracuni orang lain. Namun yang tidak merokok jangan menghakimi orang yang merokok. Sebaiknya kita membantu orang yang kecanduan rokok untuk terbebas dari asap rokok," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Peluncuran Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) di Kementerian Kesehatan, Selasa (11/9/2012).
Rokok adalah salah satu benda yang paling fenomenal di Indonesia, sebab ia dipuja sekaligus dicerca. Bagaimana tidak? Meskipun sudah tahu bahaya rokok terhadap kesehatan, masih banyak orang yang bersikeras meneruskan kebiasaannya menghisap asap tembakau.
Temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS) menyatakan bahwa 86% orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7% orang dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit serius pada orang-orang yang bukan perokok.
Temuan ini menunjukkan tingginya pemahaman masyarakat mengenai bahaya merokok bagi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sebanyak 4 dari 10 orang dewasa diketahui melihat informasi anti rokok di TV atau radio. Hasilnya, sebanyak 5 dari 10 orang perokok berencana atau sedang berupaya berhenti merokok.
"Kalaupun tidak bisa berhenti merokok, jangan meracuni orang lain. Namun yang tidak merokok jangan menghakimi orang yang merokok. Sebaiknya kita membantu orang yang kecanduan rokok untuk terbebas dari asap rokok," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam acara Peluncuran Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) di Kementerian Kesehatan, Selasa (11/9/2012).
Namun menyadari bahaya merokok saja nampaknya belum cukup mendorong masyarakat untuk benar-benar berhenti merokok. Tingginya kesadaran bahaya rokok tak diimbangi oleh penurunan konsumsi rokok di masyarakat. Nyatanya, tingkat pemakaian rokok di Indonesia tetap tinggi.
Survei juga menemukan bahwa 67,4% pria dan 2,7% wanita di Indonesia adalah perokok aktif. Jika ditotal, sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Dibandingkan dengan India, angkanya lebih rendah dengan 47,9% pria dan 20,3% wanita yang perokok. Jumlah perokok di tanah air juga masih lebih tinggi dibanding Filipina, Thailand, Vietnam dan Polandia.
Tingginya konsumsi rokok ini bisa jadi diakibatkan karena gencarnya iklan rokok di media ataupun sarana lain. Sebanyak 5 dari 10 orang dewasa melihat pemasaran rokok dari toko yang menjual rokok. Yang lebih ironis, 8 dari 10 orang dewasa melihat iklan rokok dari promosi atau sponsor acara olahraga.
"Kapan kita mau jadi juara olimpiade atau sepak bola? Nggak bakal. Karena orang-orang Indonesia paru-parunya sudah tak becus akibat rokok," tegas Menkes.
Hasil temuan GATS juga menunjukkan bahwa rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kretek, yaitu sebanyak 80,4% penduduk yang menghisapnya. Persentase ini jauh lebih besar jika dibandingkan pengguna rokok lintingan sebanyak 5,6%. Bahkan rokok putih hanya dikonsumsi oleh 3,7% penduduk Indonesia.(pah/ir)
Survei juga menemukan bahwa 67,4% pria dan 2,7% wanita di Indonesia adalah perokok aktif. Jika ditotal, sebanyak 61,4 juta orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Dibandingkan dengan India, angkanya lebih rendah dengan 47,9% pria dan 20,3% wanita yang perokok. Jumlah perokok di tanah air juga masih lebih tinggi dibanding Filipina, Thailand, Vietnam dan Polandia.
Tingginya konsumsi rokok ini bisa jadi diakibatkan karena gencarnya iklan rokok di media ataupun sarana lain. Sebanyak 5 dari 10 orang dewasa melihat pemasaran rokok dari toko yang menjual rokok. Yang lebih ironis, 8 dari 10 orang dewasa melihat iklan rokok dari promosi atau sponsor acara olahraga.
"Kapan kita mau jadi juara olimpiade atau sepak bola? Nggak bakal. Karena orang-orang Indonesia paru-parunya sudah tak becus akibat rokok," tegas Menkes.
Hasil temuan GATS juga menunjukkan bahwa rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah kretek, yaitu sebanyak 80,4% penduduk yang menghisapnya. Persentase ini jauh lebih besar jika dibandingkan pengguna rokok lintingan sebanyak 5,6%. Bahkan rokok putih hanya dikonsumsi oleh 3,7% penduduk Indonesia.(pah/ir)
- OPINI
Kita tau bahawa bahaya Rokok sangatlah tidak baik untuk kesehatan.
Bahkan anak dibawah umur pun sudah mengenal Rokok. Ini dikarenakan
banyaknya orang-orang dewasa tidak memberi contoh yang sangat tidak baik.
- SOLUSI
1.Mahalkan harga Rokok.
2.Melarang anak dibawah umur untuk membeli Rokok.
3.Jauhkan Rokok dari anak dibawah umur,setiap orang tua harus mengarahkan kepada anak-anaknya tentang bahayanya Rokok.
(Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat)
Nama: Sulthan Muhammad Rafli
NPM: 17116186
http://health.detik.com/read/2012/09/11/162428/2014983/763/86-persen-orang-indonesia-sadar-bahaya-rokok-bagi-kesehatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Rokok#Bahaya_merokok
https://id.wikipedia.org/wiki/Rokok#Bahaya_merokok
Komentar
Posting Komentar